Dapet tawaran kerja, tapi nggak sesuai passion aku, gimana ya?
Passion itu growing, not just one and get stuck with it the whole life.
Kita telaah yaa.
Tawaran datang itu biasanya karena kita mudah ditemui di social media kita. Bio kita dapat dilihat dan di-review. Namun bisa juga karena memang pada suatu waktu kita mengirimkan lamaran itu sekedarnya hanya untuk cadangan, sementara menunggu panggilan dari lamaran kita di perusahaan pertama. Maksud sekedarnya ini adalah karena kebetulan ada tawaran kerja, tapi belum cukup menggali informasi tentang pekerjaan apa yang akan dilakukan, yang penting kirim lamaran dulu, sampai tawaran kerja itu tiba-tiba datang.
Kalau datang karena soal pertama, mudah untuk menolaknya, karena kita memang tidak tertarik sehingga tidak melamar. Masalahnya adalah pada soal kedua, karena memang mengirim lamaran untuk posisi itu, namun dikirim sekedarnya untuk dijadikan cadangan. Namanya sudah cadangan, effortnya juga cadangan ya?
Terdengar klise, namun pada prakteknya, masih banyak dilakukan oleh millennials. Karena masih mengharapkan panggilan dari perusahaan pertama yang notabene memang perusahaan impian yang menawarkan posisi yang kita inginkan. Terdengar familiar?
Seringnya kita tidak antisipasi dengan konsekuensinya. Ini jelas karena kurangnya data dan strategi. Taruhannya banyak, kita jadi gelagapan dan tidak siap dengan proses yang datang. Tidak siap dengan deadline proses recruitment yang mereka berikan, harga diri langsung anjlok, peluang terdepan yang bisa membuat kita segera bekerja, memulai karir, dan berpenghasilan hilang cepat, karena masih berpikir perusahaan pertama akan memproses lamaran kita. Akhirnya ragu-ragu. Keseriusan kita diukur dari sini.
Pahami juga bahwa proses seleksi calon karyawan di setiap perusahaan itu berbeda. Ada yang hanya butuh waktu satu bulan atau tiga bulan. Tapi ada juga yang prosesnya mencapai enam sampai satu tahun hanya untuk memproses sebuah posisi sampai akhirnya calon karyawan ini tanda tangan kontrak kerja. Pertanyaannya, apakah sudah kita antisipasi hal ini? Jika sudah, tulisan ini tidak akan ada. Kasus selesai, masalah tidak timbul.
Logikanya jangan melamar kalau tidak ada niat dan persiapan yang sepantasnya. Bahkan seharusnya persiapan yang plus one. Artinya, melamar itupun ada strateginya, bukan sekedar memenuhi ego dengan serabutan dengan melamar kesana kemari hanya untuk memastikan bisa nyangkut disalah satunya. Yang ada, tidak ada yang nyangkut sama sekali. Jadinya galau. Padahal menjadi galau bukan sebuah pilihan. Ini semua karena satu hal, kita merasa ini bukan passion kita.
Passion bukan segalanya lho. Yang utama adalah function. Kemampuan kita melihat peluang dan beradaptasi dengan peluang itu penting, sehingga kesempatan emas bisa jatuh di tangan kita. Berproses, sambut tantangannya, pelajari hal-hal baru tersebut, pahami dan dekati kebutuhan pasar, buka peluang menambah skill baru, dan jatuh cinta pada apa yang kita lakukan. Bersama waktu, kita akan temukan passion lain yang bisa jadi membawa kita jauh lebih sukses. Contohnya banyak yaa. Cari dan belajar dari situ.
– with my cozy afternoon –